Peran Pemuda ASEAN dan China dalam Pemenuhan Akses Digital di Asia Tenggara: Kemenpora RI Mendorong Kerjasama ASEAN-China untuk Pertumbuhan Ekonomi Digital
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) melalui Staf Khusus Menpora Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional, Alia Noor

KABAR HARIAN
---
Peran Pemuda ASEAN dan China dalam Pemenuhan Akses Digital di Asia Tenggara: Kemenpora RI Mendorong Kerjasama ASEAN-China untuk Pertumbuhan Ekonomi Digital
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) melalui Staf Khusus Menpora Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional, Alia Noorayu Laksono, menganggap pemuda ASEAN dan China sebagai jembatan untuk mewujudkan akses digital yang merata di Asia Tenggara. Pernyataan ini disampaikan dalam acara pembukaan China-ASEAN Youth Campus dan China-ASEAN Youth Development Forum ke-14 di Nanning, Guangxi, China.
Alia menyatakan, "Infrastruktur digital yang tidak merata menjadi tantangan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, termasuk mengatasi kemiskinan. Generasi muda diharapkan dapat menjadi penghubung kesenjangan digital di wilayah ini." Hal tersebut diungkapkan oleh Alia pada hari Senin (15/05).
Dia juga menambahkan, "Kerjasama antara ASEAN dan China perlu dimaksimalkan demi kesejahteraan ASEAN. Sebagai raksasa ekonomi global, China akan mendorong pertumbuhan ekonomi digital di wilayah ASEAN. Peran pemuda sangat penting dalam pengembangan ekonomi digital dan pengurangan kemiskinan."
Sejalan dengan Instruksi Presiden Joko Widodo pada KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, pemerataan digital di wilayah ASEAN masih belum memuaskan. Saat ini, sekitar 24,4% penduduk ASEAN belum terhubung dengan internet.
Alia menjelaskan bahwa ekonomi digital akan menjadi sektor ekonomi yang besar. Potensi ekonomi digital di ASEAN sangatlah besar, diperkirakan mencapai 360 miliar Dolar AS pada tahun 2025. ASEAN juga telah menjadi tempat perkembangan yang subur bagi perusahaan-perusahaan teknologi "unicorn" di dunia.
Menurut Alia, pada bulan Oktober 2021, ASEAN dan China telah sepakat untuk bekerja sama dalam mendukung transformasi digital di ASEAN dengan fokus pada kerjasama dalam bidang transformasi digital, e-commerce, keterampilan digital, dan keamanan siber.
"Sejauh ini, hingga Mei 2023, lebih dari 60% dari kegiatan yang tercantum dalam Rencana Kerja ASEAN untuk Pemuda 2021-2025 telah selesai atau sedang berlangsung. Dari 32 kegiatan yang bertujuan meningkatkan kapasitas pemuda dalam bekerja, berwirausaha, dan berpartisipasi dalam masyarakat, 12 di antaranya telah selesai," ujar Alia.
Alia menjelaskan, "Visi ASEAN Pasca 2020 menekankan peran pemuda sebagai penghubung kesenjangan akses digital dalam masyarakat. Bahkan, visi tersebut menciptakan Indeks Pembangunan Pemuda ASEAN (YDI). Saat ini, sedang berlangsung proses pelaporan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) ASEAN kedua untuk mengukur sejauh mana visi ini telah tercapai."
China-ASEAN Youth Campus adalah acara yang digagas oleh Federasi Pemuda Seluruh China (All China Youth Federation) sejak tahun 2006. Acara ini melibatkan perwakilan dari negara-negara di Asia Tenggara untuk mengikuti program kepemudaan di China. Kegiatan ini diadakan di Gedung China Guangxi Internasional Youth Exchange Institute, Nanning, Guangxi, China.
Beberapa tokoh yang hadir dalam acara pembukaan tersebut antara lain Wakil Kepala All China Youth Federation, Fu Zhenbang, Wakil Sekjen ASEAN Socio-Cultural Community, Ekkaphab Phanthavong, Wakil Sekjen All China Youth Federation, Dongxia, serta pimpinan China Guangxi International Youth Exchange Institute.
Selain itu, delegasi Indonesia yang turut berpartisipasi dalam acara China-ASEAN Youth Campus ini terdiri dari Rahma Novita, Michael Victor Sianipar, Biodisima, dan Lu’luatul Awaliyah.
Dalam kesempatan tersebut, Kemenpora RI melalui Alia Noorayu Laksono juga menegaskan pentingnya kerjasama antara ASEAN dan China untuk mencapai tujuan pemerataan akses digital di Asia Tenggara. Keterlibatan pemuda dalam pengembangan ekonomi digital di wilayah tersebut dianggap krusial dalam mengatasi kesenjangan digital dan mengurangi tingkat kemiskinan.
Pemerintah Indonesia, sejalan dengan Instruksi Presiden Joko Widodo, mengakui bahwa pemerataan digital di ASEAN masih perlu ditingkatkan. Saat ini, masih terdapat sekitar 24,4% penduduk ASEAN yang belum memiliki akses internet.
Dalam konteks ekonomi digital, ASEAN memiliki potensi besar sebagai pasar yang bernilai 360 miliar Dolar AS pada tahun 2025. Wilayah ini juga menjadi tempat tumbuhnya perusahaan teknologi "unicorn" yang sukses.
Kerjasama antara ASEAN dan China dalam bidang transformasi digital, e-commerce, keterampilan digital, dan keamanan siber telah disepakati pada Oktober 2021. Melalui kerjasama ini, diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi digital di wilayah ASEAN.
Melalui visi ASEAN Pasca 2020, pemuda diharapkan dapat menjadi jembatan dalam mengatasi kesenjangan akses digital di masyarakat. Indeks Pembangunan Pemuda ASEAN (YDI) telah diperkenalkan untuk mengukur kemajuan dalam mencapai visi ini. Saat ini, sedang berlangsung pelaporan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) ASEAN kedua untuk mengevaluasi keberhasilan capaian tersebut.
Dengan digelarnya China-ASEAN Youth Campus dan China-ASEAN Youth Development Forum ke-14 ini, diharapkan pemuda dari ASEAN dan China dapat berkolaborasi dalam mengembangkan akses digital yang merata di Asia Tenggara. Melalui kerjasama dan partisipasi pemuda, diharapkan wilayah ASEAN dapat terus tumbuh dan berkembang sebagai kekuatan ekonomi digital yang signifikan di dunia.
Posting Komentar
Posting Komentar