KEUTAMAAN PUASA DI BULAN RHAMADHAN - KH. Drs. Ii Abdul Basith Wahab
Shaum Ramadhon adalah fardhu bagi seluruh individu muslim, yang tidak boleh, karena tidak bisa digantikan dengan shaum sunnah apapun, sekalipun itu...

KABAR HARIAN
---
KAUTAMAAN PUASA BULAN RHAMADHAN
KH. Drs. Ii Abdul Basith Wahab
![]() |
Catatan Pengajian IKHLAS Purwasuka, di Subang 12 Maret 2023 |
Kabar Harian - IKHLAS SUBANG (12 Maret 2023) - Shaum Rhamadhan adalah fardhu bagi seluruh individu muslim, yang tidak boleh, karena tidak bisa digantikan dengan shaum sunnah apapun, sekalipun itu sangat baik. Kedudukan shaum sunnah sebagai khitanan umum, hanya bisa mengimbangi kekurangan dalam fardhu (النوافل جوابر للفرائض)
يا أيها الذين آمنوا
Panggilan dari Allah yang terkandung dalam ayat tersebut, bukan kepada sembarang orang, tetapi khususnya kepada orang yang beriman, kita semua harus memperhatikan seruannya yang bersifat mengharukan, sebagai bentuk pembuktian klaim keimanan, jika kita tidak dipanggil, iman kita akan dipertanyakan .
كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم
Agar terasa ringan, tidak terbebani oleh syariah syariah, dan orang lain (orang-orang terdahulu) akan menjalankan syariah syariah, jika ingin diterima sebagai pengikut umat Nabi SAW, maka harus mengikuti syariahnya.
لعلكم تتقون
Taqwa secara bahasa اتقى يتقي artinya menjaga, untuk mencegah atau menghentikan dari sesuatu yang merugikan, puasa adalah upaya untuk mendapatkan kekuatan mental (pertahanan diri) melalui امتثال الأمر (mematuhi perinta) juga ترك المفطرات (Meninggalkan pembatalan)
Hadits kesatu :
Semua ibadah manusia adalah untuk mereka kecuali Shaum. Sholat zakat haji diperhatikan oleh orang lain, ia gugur ketika merasakan syarat rukun baik oleh orang yang mengerjakannya maupun oleh orang lain, sedangkan shaum, hanya Allah yang tahu, dalam sejarah Muslim; Semua ibadah manusia dilipatgandakan sepuluh kali lipat hingga 700 kali lipat kecuali shaum.
فإنه لي وأنا أجزي به
(Karena shaum saya untuk saya, dan saya akan menghadiahinya).
Menunjukan keutamaan shaum dari sisi pahala, jaminan pahalanya lebih besar dari 10 kebaikan, 27 derajat atau gambaran shodaqoh sirr yang dilambangkan dengan menanam benih yang menghasilkan 700 kali lipat.
الصوم جنة
(Shaum seperti perisai),
Termasuk tasybeh balégh (puncak hiperbola majas) membuang adat-istiadat dan wajah syabah dengan bakat luar biasa, ketika diadakan titik temu bahwa shaum seperti perisai dalam melindungi dari sesuatu yang berbahaya.
Kesabaran juga merupakan perisai (الصبر جنة المؤمن), ssedangkan bulan Ramadhan sering disebut bulan kesabaran, شهر الصبر, itu tidak terbatas, tidak perlu khawatir tentang itu, إنما يوفى الصابرون أجزهم بغير حساب,
Ini adalah bukti keunggulan setiap momentum yang ada di bulan itu bahwa ibadah dilipatgandakan pahalanya, bahkan tentang kemuliaan Lailatul Qodar, Allah berfirman malam itu lebih baik dari seribu bulan (83 1/3 tahun) yang sedikit orang. umat Nabi hidup sampai usia hidupnya.
فلا رفث ولا يصخب
Shaum tidak hanya dibiarkan memakan makanan yang lepas di siang hari, tetapi termakan nafsu dari hawa nafsu dan amarah. Dua hal ini adalah contoh rasa yang disukai dan yang tidak disukai atau membosankan.
Orang shaum dilatih untuk mematuhi aturan, bukan melakukannya رفث ikuti apa yang kamu suka, dan jangan bicara kotor, ولا يصخب seperti berjalan-jalan dan mencari hal-hal yang baik.
Karena shaum itu seperti perisai, ketika seseorang tidak boleh mengotori bulan suci, dia merusak ibadah shaumnya dengan menceritakan kisah-kisah buruk dan melakukan perilaku buruk.
Kemudian pada hadits kedua,
من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه
Jika orang yang berpuasa tetapi tidak menjaga akhlak dan perilakunya, kemudian dia menjadi lapar dan haus, dan batal pahala puasanya, karena Allah tidak membutuhkannya, meskipun dia mampu berhenti makan dan minum, tetapi dia tidak menjaga akhlaknya.
Hadits ketiga;
Pahala orang yang berpuasa meliputi jaminan ampunan atas dosa-dosanya yang telah lalu, syaratnya berdasarkan iman dan ihtisab, hanya mengharap pahala dari Allah SWT.
Keagungan ampunan Allah jarang sekali kita abaikan, akibat kebodohan, padahal ampunan Allah itu sangat luar biasa, diantara contoh yang disebutkan dalam kejadian di lapangan Mahsyar, ketika para ambiya tidak memiliki kemampuan menjahit, faedahnya umat manusia, masing-masing dari mereka merasakan kesalahan mereka di masa lalu,
Nabi Adam merasa telah melanggar dengan menebang pohon terlarang, Nabi Nuh pernah meratapi keburukan umatnya, Nabi Musa menghajar kaum Qibthi hingga tewas, Nabi Ibrahim, Nabi Isa dan nabi lainnya merasa terluka, hanya satu-satunya Nabi Muhammad Saw yang dirahmati Allah, karena telah memaafkan kesalahan masa lalu dan juga masa depan.
Kebutaan para nabi begitu luar biasa, tergantung ampunan Allah, jadi aneh, betapa kita butuh ampunan Allah, tapi kita menunjukkan sikap seperti tidak merasa butuh ampunan-Nya, termasuk meninggalkan keutamaan bulan. di Shaum.
hadits 16,
Diterima dari Siti Aisyah, dia bertanya kepada Nabi, wahai Rasulullah, jika saya tahu arti malam Laelatul Qodar, apa yang harus saya pakai?
Jawab Rasulullah saw, bacalah;
اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني
Al-'afwu berarti dimaafkan dengan mengabaikan kesalahan, sedangkan غفر maghfiroh adalah memaafkan dengan menutup kesalahan.
hadits 17
Diterima dari Anas bin Malik, sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: barangsiapa yang shalat Maghrib dan Isya berjamaah sampai akhir bulan Ramadhan, maka orang itu akan diberkahi Laelatul Qodar pada hari Rabu dengan berlimpah imbalan.
Dalam hadits ini ada sebagian orang yang meragukannya, namun maknanya sangat logis karena Laelatul Qodar dimulai dari Maghrib sampai akhir Isya adalah sadboy, sehingga orang yang tidak pernah melewatkan shalat berjamaah di malam hari, sangat berharap orang tersebut bisa mencapai Laelatul Qodar.
Dalam hadits nomor 7 sampai 9 disebutkan keutamaan lainnya yaitu keutamaan menyegerakan buka puasa (ta'jil ifthor), keutamaan makan sahur dan mengakhiri waktunya.
Hadits ke-19
Secara umum, baik di bulan Ramadhan maupun di samping Ramadhan, Nabi, damai dan berkah besertanya, bersabda: barangsiapa yang shalat Isya berjamaah, maka ia seperti shalat setengah malam, apalagi barang siapa yang shalat berjamaah pada waktu subuh, maka seolah-olah dia terjaga sepanjang malam.
Saat mendekati adzan maghrib, kita dekati masjid sambil menunggu buka, atau lebih baik buka di masjid, agar kita dapat manfaat tajil sekaligus berjamaah di malam hari, kurangi acara yang kurang penting, maka dibuka dengan yang menjadi acara kuliner, sholat maghrib karena macet dll, mengejar Taraweh saat berangkat sholat Isya, telat sahur dan telat sholat subuh, dll.
Hikmah taqwa adalah kita (ingin) lebih bijak dalam menilai warna-warni garis kehidupan, sebagai karya indah lukisan Tuhan.
hadits 17
Diterima dari Anas bin Malik, sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: barangsiapa yang shalat Maghrib dan Isya berjamaah sampai akhir bulan Ramadhan, maka orang itu akan diberkahi Laelatul Qodar pada hari Rabu dengan berlimpah imbalan.Hadits ke-19
Secara umum, baik di bulan Ramadhan maupun di samping Ramadhan, Nabi, damai dan berkah besertanya, bersabda: barangsiapa yang shalat Isya berjamaah, maka ia seperti shalat setengah malam, apalagi barang siapa yang shalat berjamaah pada waktu subuh, maka seolah-olah dia terjaga sepanjang malam.
Posting Komentar
Posting Komentar